HERTASNING
Letnan Jenderal Her
Tasning lahir di Makassar pada tanggal 19 Desember 1922. Putera kedua dari
pasangan H. Tasning Daeng Muntu dan Hj. Bonto Daeng Kunjung. Nama sebenarnya
adalah Haeruddin Tasning yang kemudian disingkat menjadi HerTasning.
Sebagaimana adat istiadat orang Bugis Makassar maka beliau juga diberi nama Makassar yaitu Daeng
Toro', sehingga namanya menjadi Her Tasning Daeng Toro. Hertasning menghabiskan
masa kecilnya disebuah kampung di Makassar yang bernama Parangtambung. Beliau
bersekolah di SD Jongaya pada tahun 1929. Setelah tamat SD beliau pun
melanjutkan ke Shakel School yang kini setara dengan pendidikan SMP. Setelah
itu beliau melanjutkan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di
MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) - Makassar, sebuah sekolah yang dibangun
pada 1927 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada saat menimba ilmu di sekolah
menengah atas, Hertasning muda menumpang di rumah seorang saudagar kayu yang
bernama H.Badong yang tinggal di Jl. Latimojong karena keluarga HerTasning
hijrah ke kampung dipinggiran kota Sungguminasa yang bernama kampung Taeng.
Setelah menamatkan pendidikan SMA pada tahun 1942, HerTasning merantau ke Bogor
dan terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia
bercita-cita untuk memajukan sektor pertanian di kampung halamannya. Sayangnya
cita-cita tersebut harus putus ditengah jalan karena kondisi keamanan pada
waktu itu tidak memungkinkan. Pada saat pecah perang gerilya dan usaha-usaha
pemuda dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, HerTasning ikut bersama
pemuda-pemuda Sulawesi Selatan lainnya antara lain Kahar Muzakkar, Andi Ahmad
Rivai dan Andi Mattalatta bergerilya dan bergabung dengan pasukan Jend. Soedirman
di Klaten Jawa Tengah. Di medan peperangan di Jogjakarta, HerTasning muda
berkenalan dengan seorang wanita ayu yang membantu merawat para pejuang yang
terluka bernama R.A. Madahera. Madahera adalah puteri seorang pejabat daerah di
Solo yang bernama Raden Sugeng Persiswoyo. Mereka pun menikah pada tahun 1948
yang kemudian dikaruniai empat (4) orang putera-puteri yaitu
1.
Bambang Irawan
HerTasning Daeng Irate
2.
Diah Herawati
Hertasning Daeng Kebo
3.
Burhanuddin Trianto Dg.
Parumpa
4.
Ahmad Rayendra
HerTasning Dg. Rewa.
Adapun rekam jejak
perjalanan karir LetJend. HerTasning adalah sebagai berikut:
- 1951-1953 Komandan CPM Kodam VII Wirabuana di Manado
- 1953-1955 Komandan CPM Kodam VII Wirabuana di Makassar
- 1955-1957 Menempuh Pendidikan Sekolah Staf Komando Angkatan Darat
(SSKAD) di Cimahi Jawa Barat
- 1957-1959 Kepala Staf Kodam Sulawesi Selatan dan Tenggara
- 1959-1960 Menempuh pendidikan kemiliteran di Fort Leavenworth, United
States Army installation - Kansas
- 1960-1962 Atase Militer Indonesia di Kairo
- 1962-1966 Dirjen Pengamanan dan Hubungan Luar Negeri, Departemen Luar
Negeri Republik Indonesia
- 1966-1967 Kepala Komando Intelejen Negara
- 1967-1973 Kepala Staf Pelaksana Kopkamtib bidang Luar Negeri,
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia
- 1973-1976 Duta Besar Indonesia untuk Australia
- 1976-1978 Duta Besar Indonesia untuk Singapura
Letnan
Jenderal Hertasning Daeng Toro adalah seorang tokoh revolusi kemerdekaan
Indonesia yang merupakan putra asli Sulawesi Selatan Ia terlibat dalam
perjuangan bersama TNI atau Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat APRIS di
Makassar Pasca-kemerdekaan Mayor Jenderal A H Nasution selaku pemimpin TNI
menginginkan anggota pasukan militer yang profesional dan tidak sekadar berjasa
dalam perjuangan meraih kemerdekaan Salah satu yang dianggap profesional dan
akhirnya dilantik sebagai anggota TNI adalah Hertasning Ia memilih.
let·jend
haeruddin tasning daeng toro' (hertasning) lahir di parangtambung (dulu Gowa)
adalah mantan dubes indonesia untuk singapura. sekarang nama beliau diabadikan
sebagai nama jalan di sebuah kawasan pusat bisnis dan perumahan elit di
makassar,beliau adalah anak dari H.karaeng tasning daeng muntu.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Anwar, A. and Abidin, A. tokoh di balik nama-nama jalan Kota
Makassar. 2008. Indonesian Culture Watch
Ø http.wikipedia.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar